Wednesday, April 30, 2008

We are not a super (bank) man

Kenapa ya pikiran dan konsentrasi jadi semakin kacau, kalau udah merasa pasti mau pulang? Padahal dengan tenggang waktu hampir 2 bulan, kan masih lama, masih banyak juga yang mesti dikerjain, tapi otak kok larinya kesana terus *pulang maksudnya*, kalau udah gitu perasaan udah panik aja inget rumah yang nggak tau gimana kabar dan bentuknya, ingat nasib anakku untuk sekolahnya, ingat banyak banget yang harus dikerjain sesampainya disana * semua minta dikerjain bareng bareng, huaaaaaaaaaaaaah*.

Sementara disini barang barang masih seperti dulu, masih seperti yang 1 tahun lagi mau pulang, tidak ada sedikitpun yang sudah di packing (baru sebagian buku). Dan yang paling penting adalah papa dan thesisnya *apa kabar pa?* .

Aku suka ngerasa kalau aku dan papa as a couple itu selalu ditakdirkan menghadapi suatu yang penting dan urgent dalam waktu yang bersamaan, dan keduanya atau ketiganya itu bukan pilihan, tapi semuanya emang harus dikerjakan, tapi dengan tenaga, waktu dan kemampuan juga situasi kami, jelas harus ada prioritas. Tapi jelas nggak mudah menyusun prioritas untuk sesuatu yang harus dikerjakan berbarengan. Sialnya nggak jarang itu semua nggak ada kaitannya ama kita sendiri.

Kadang kadang suka capek ati sama orang orang yang justru dekat, tapi mereka justru nggak bisa mengerti keadaan kami, yang ada hanya tuntutan dan hujatan. Semuanya adalah tentang kepentingan mereka sendiri. Mereka pikir kami mendapatkan semua ini hanya dengan ongkang ongkang kaki. I wish we are just a real Bank like what they think!!!

No comments: