Tuesday, April 15, 2008

Anakku



Dulu ketika aku menyadari kalau aku hamil, ada sedikit rasa kaget, karena sejak pacaran aku dan suamiku pacaran jarak jauh, cuma sebulan sekali ketemu (kadang juga lebih), makanya aku udah niat buat pacaran legal dulu setelah nikah (maksudnya nunda kehamilan). Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain, 2 bulan setelah nikah, aku diberi kehamilan.

Tapi kekagetan itu hanya sesaat, diganti dengan kebahagian dan excited. Setelah masa ngidam selama 4 bulan yang memabukkan, akhirnya aku bisa ngoboy lagi. Sampai akhirnya menjelang persalinan. Jujur karena anak pertama, ada rasa khawatir, ketakutan. Mana pada saat itu suamiku sudah dipindah tugas ke Medan, jadi aku harus tinggal sementara di rumah orangtuaku. Karena kalau aku nekat ikut suamiku akan sangat sulit, karena aku dan suamiku tidak punya saudara sama sekali di Medan.

Proses persalinan terbilang sulit, karena aku harus melewati pembukaan 2 selama 2 hari, setelah tahapan induksi untuk memaksa pembukaan yang sempurna (10), bayiku masih juga belum bisa lahir, even sudah divakum sekalipun. Akhirnya setelah 5 jam berjuang di ruang bersalin, akhirnya aku masuk OR, ceasar. Aku harus dioperasi. Dan karena kondisiku sudah sangat lemah, plus hambir selama 2 hari aku nggak mau makan sama sekali, cuma minum air putih, akhirnya kondisiku sangat down. Sehingga dokter memutuskan untuk bius total.

Akhirnya lahirlah anakku, anak lelakiku yang paling aku banggakan dan cintai (aku sadar bahwa kita tidak boleh mencintai sesuatu atau manusia secara berlebihan). Anakku yang Alhamdulillah, tumbuh dengan sangat sehat, lincah dan cerdas. Bagi kami semua kehadiran anakku seperti berkah yang sangat mahal, itu adalah hadiah yang diberikan padaku yang paling indah.

Walaupun kami sudah menjadi orangtua, tetap saja kami ini manusia, harus terus belajar, bahkan nggak jarang kami harusbelajar dari anak kami.

Anak itu sekarang sudah hampir 7 tahun. Ternyata waktu cepat sekali berjalan. Dan seperti umumnya orangtua kadang kadang aku masih menganggap kalau anakku masih sangat kecil, sangat bayi, sampai akhirnya aku tersadar akan protes dia. Aku lupa kalau anakku sudah tumbuh, dia punya keinginan, dia punya perasaan, sekarang dia tidak cuma butuh susu, atau popok atau pelukan. Tapi lebih dari itu selain perlindungan sekarang dia juga butuh.....kepercayaan

Anak itu yang justru sangat manja ketika kami sedang senang, dan sangat menyemangati kami dengan ketegarannya ketika kami susah.

Terimakasih Izhhar, Semoga kamu menjadi anak sholeh yang berguna bagi sesama dan Agama.

No comments: