Thursday, April 24, 2008

Nostalgia di Medan

Barusan nelpon temanku di Medan *Hallo Dik Hermin*, salah satu teman seperjuanganku di Medan selain Mbak Anna Robin, ama Bu Aidil. Dik Hermin ini yang dulu dengan suka rela, aku jadiin temen ketika, aku mulai nekat nyetir pertama kali di jalan raya di Medan *yang terkenal itu*.
Padahal waktu itu dia sendiri belum begitu bisa nyetir mobil saat itu, tapi dia menawarkan diri (tepatnya rela mengorbankan diri) menemani aku yang ketakutan (yang atas desakan suamiku yang mengharuskan aku memanfaatkan SIM ku yang sudah hampir 3 tahun nganggur, cuma karena aku nggak berani).

Suami Dik Hermin ini bisa dibilang si bungsu dari PCPM yang ada di Medan pada saat itu, sedang suamiku 2 tingkat diatasnya. Aku ama dia, biasanya plus Bu Aidil kadang kadang Mbak Anna ini hobby banget yang namanya menjelajah belantara dari Pajak ke Pajak (pasar), apalagi yang namanya pajak Ikan (bukan pasar ikan) karena disini pusatnya garmen, mulai dari kain sampai baju muslim seperlengkapannya, dari yang import dari Perancis sampai Tasik, semua ada . Bu Aidil selalu dengan alasan buat ngasi saudara saudara berhasil membujuk kita semua ke 'surga' itu. Dik Hermin sebagai calon Disaigner (dia jago banget bikin baju pasca less di Moda), sangat suka melihat berjenis jenis kain yang ditawarkan disana. Mbak Anna ? Kayanya dia nggak terlalu gila shopping kaya aku *khususnya*, dia itu jenis orang yang belanja kalau perlu, nggak kaya aku, belanja kalau pengin.
Tapi aku ingat banget dia ngajarin aku slogan belanja ini
"Mending nyesel beli daripada nyesel nggak beli".

Sekarang aku disini (Bane), bu Aidil pindah di Jember, tinggal Mbak Anna dan Dik Hermin yang disana. Seru banget kalau lagi nelpon denger cerita cerita tentang teman teman (atau Bos bos) yang ada disana.

Jadi kangen nih, pengin makan di tenda biru...

No comments: