Tuesday, March 11, 2008

Istimewa

Barusan nengok temen yang sedang sakit, abis dioperasi usus buntunya. Ini perasaanku aja ya.. aku kok merasa kalau saja ini semuanya terjadi di Indonesia semuanya tidak terlalu istimewa, kenapa?

Pertama disini yang terkenal pengobatan medis yang masih sangat konvensional, dimana mereka sangat percaya sekali dengan kecanggihan alat alat dan tehnologinya dan sangat percaya kalau badan manusia mempunyai adaptasi dan kemampuan menyembuhkan diri terhadap sakit yang diderita (maafkan saya kalau sedikit sinis) sehingga kadang kadang mereka tidak terlalu memperdulikan bahwa manusia yang sedang mengantri di ICU (dimana prinsip dia meprioritaskan yang paling parah) sangat kesakitan, lain lagi kalau tiba tiba udah pingsan (maafken pengalaman pribadi)baru mereka buru buru membawanya ke ruangan untuk diperiksa setelah menunggu lama. Disini tempat yang oleh orang orang dinegara kita dianggap sangat canggih dan teliti (yang ini memang betul) juga terjadi salah diagnosa seperti yang terjadi pada teman saya, setelah 3 kali masuk ICU kemudian disuruh pulang dengan berbagai diagnosa yang menurut mereka bisa agak diabaikan dengan alasan lihat perkembangan yang infeksi uterus lah, yang infeksi saluran kencinglah, lagi sampai akhirnya ternyata ditemukan kalau usus buntunya sudah membusuk dan pecah, bahkan infeksinya udah menyebar di sekitarnya...nah...
Kenapa aku anggap istimewa, karena di Indonesia kasus usus buntu adalah kasus yang sangat tidak istimewa, konon ada doktor (di Indonesia) yang tanpa memeriksa, tes darah atau tes urin langsung bisa menyatakan kalau pasiennya usus buntu dan langsung memerintahkan operasi. Secara usus buntu gitu loh, kok bisa sampe salah diagnosa rasanyanya kok keterlaluan apalagi di negara maju seperti tempat yang aku tinggali yang sangat percaya pada keprofesionalan mereka.

Yang kedua kenapa istimewa adalah, tentang kondisi temenku yang sedang sakit itu adalah seorang ibu yang mempunyai bayi yang berumur 3 bulan dan masih menyusu, sedangkan suaminya seorang studen. Kalau saja semuanya terjadi di Indo, tinggal ngumpulin saudara dan orangtua untuk membantu, paling sialnya ada pembantu atau tetangga. Salut sekali pada teman yang bahkan belum lagi mempunyai anak yang mau membantu menjaga si baby .

Disinilah mental dan jiwa kita diuji, ditempat yang semuanya harus serba kita lakukan sendiri, kecuali kalau kita super billioner($$$). Menjadi istimewa karena disini kami merasa ditempa, benar benar ditempa untuk menjadi pribadi yang mandiri tidak tergantung pada orang lain, juga menjadi pribadi yang toleran terhadap penderitaan orang. Dan tidak mencampuri urusan orang karena kita menghormati mereka. Dan sadar sekali kalau toleran bukan berarti mencampuri urusan orang.

Sebenarnya yang diperlukan adalah sebuah keikhlasan untuk menjalaninya.

No comments: