Wednesday, September 2, 2009

Menahan Keinginan

Dulu bapak pernah menasehati, untuk hati hati bicara tentang keinginan kita di depan suami kita. Kata beliau semua laki laki selalu mempunyai keinginan untuk menyenangkan dan memenuhi keinginan anak dan istrinya. Jujur aja aku dulu tidak terlalu menggubris, karena setiap keinginan dan kata kata seperti angin kosong aja kadang kadang buat suamiku.
Tetapi semakin kesini, aku semakin membenarkan pernyataan bapak itu, beliau bahkan menambahkan , kalau laki laki itu tidak punya kemampuan atas keinginan istri dan anaknya, mereka akan didera rasa bersalah.
Kadang kadang bahkan aku merasa konyol ketika aku meyatakan kekagumanku terhadap sesuatu dianggap meminta oleh suamiku. Memangnya kita kaum perempuan separah itu kemampuan berpikirnya.
Nggak jarang suamiku memberiku sesuatu, yang sama sekali aku nggak pernah pikirkan, hanya karena bertahun lalu aku sempat bercanda tentang si sesuatu itu.
Kadang kadang ketika aku bercerita tentang seorang teman, bisa berarti keinginanku buat suamiku.
Sekarang aku lebih suka menahan kekagumanku terhadap sesuatu cukup dalam hati saja, aku takut itu akan jadi teror untuk suamiku tersayang.
But, terima kasih sekali untuk segala kasih sayang yang sudah engkau berikan pada kami, suamiku. Aku tidak pernah sedikitpun meremehkan segala pemberianmu, karena aku tahu kamu memberikannya dengan segala kemampuan dan ketulusan hatimu.
Aku tidak mau keinginanku atau keinginan suamiku untuk menyenangkan orang lain (selain dirinya) bisa menjadi bumerang bagi suamiku sendiri dan kami semua. Karena tidak jarang kasus kasus korupsi dipicu oleh keinginan istri atau 'istri' yang lain, yang tanpa batas.
Ya, Allah jauhkan kami dari kehidupan seperti itu. Amin.

No comments: